Proyek Perkaderan #3
Menggugat kembali eksistensi HMI Cabang Malang
Penulis : AlirumiPada Tahun 1969 Cak Nur dan kawan-kawan beramai-beramai mengunjungi kota yang dingin sekaligus cikal bakal kota pendidikan ini, yaitu Malang. Pada Tahun itu, Di Malang menjadi rumah bagi masyarakat HMI melaksanakan kegiatan akbar mereka yang ke-9. Kegiatan akbar ini alias kongres HMI di Malang merupakan sebuah arsip sejarah dimana organisasi Himpunan Mahasiswa islam ini telah Melahirkan naskah-naskah ideologi perjuangan. Naskah-naskah Ideologi perjuangan ini atau NDP sudah lumayan lama di proyeksikan Caknur pada organisasi islam ini. Kita bisa melihat sejarah lahirnya NDP yang melalui dinamika begitu panjang, dimulai dari perenungan Caknur, perjalanan ke As-timteng, penentuan nama ideologi, gesekan kekuasaan terhadap ideologi, pergantian ideologi, hingga sampai sekarang NDP yang konon lahirnya di Malang ini masih bertahan.
Berbicara tentang HMI tentunya tak bisa dilepaskan Asas ideologi perjuangan. HMI tanpa NDP mungkin akan kehilangan Penjagaan Tradisi. Secara fakta kita bisa melihat bahwa HMI mengalami penurunan sampai saat ini, kita tak bisa lagi melihat Tokoh-tokoh sekaliber Lafran Pane, Caknur, Dawam Rahadjo dll. Bertebaran buku" kritikan atas HMI lumayan mewakili sebagai otokritik organisasi mahasiswa islam ini.
Mengapa HMI mengalami Kemandulan perkaderan? Dari beberapa cabang mengalami kematian, serta komisariat yang sebagai pintu awal perekrutan kader menjadi sepi peminat, bahkan hampir gulung tikar alias bangkrut. Apa penyebab kebangkrutan ini? Katanya, Demi mengembalikan semangat berorganisasi, slogan penyemangat masih beredar dimana-mana, berbagai macam hastag yang dipilih mulai dari bahasa sederhana sampai ke bahasa akademik. Namun, usaha yang terus berjalan masih saja tak dapat mengembalikan marwah yang telah dibangun seorang pembaharuan sekaligus cendikiawan muslim Indonesia yaitu, cak nur.
Bagaimana dengan wilayah Malang? Apa iya HMI cabang malang masih eksis? Setelah beberapa ketimpa masalah pada tubuh internal kepengurusan, beberapa tahun belakang ini HMI cabang malang masih Tenggelam dalam Menampilkan wajah perkaderannya. Apa yang perlu kita lihat dari HMI cabang Malang Saat ini? Dari prospek perkaderan masih jauh panggang dari api, kita mengatakan HMI Malang terkenal NDP nya. Emang terkenal NDP nya karena lahirnya Naskah NDP dan 3 orang penyempurna Naskah NDP pada waktu kongres 9 di malang, Terkenal kelahiran naskah NDP boleh saja. Tapi untuk pengkaji NDP diwilayah Malang masih sangat minim. Bahkan dikatakan NDP begitu sulit untuk dipahami, terlalu berat dan segudang alasan lainnya, alasan begini sebenarnya sudah beberapa dekade telah muncul dengan ditandai pergantian NDP Milenium.
Disisi lain, Sepinya Pengkaji NDP membuat HMI di wilayah Malang mengalami mati sementara. Setingkat cabang tak ada kegiatan penjagaan basis tradisi, kemungkinan besar jika tak ada pembaharuan, bisa saja akan mati selamanya. Mungkin juga yang tertinggal hanyalah Kepentingan-kepentingan politik praktis semata. Selaku penulis dan dari sekian banyak kader yang mengalami keresahan logis dari kondisi HMI Malang saat ini, baik di tingkat Korkom hingga ke akarnya yaitu Komisariat. Sebagian kader yang merasa pesimis dengan keadaan di cabang sudah tak menghiraukan lagi persoalan kemunduran ini, yang terpenting mereka masih menjaga di setingkat komisariat, biasanya pula mereka menyebutnya dengan Komisariat Serasa Cabang.
Keresahan logis bagi setiap kader dengan kondisi para kakandahhnya tentu baik-baik saja. Namun, hal ini juga berdampak buruk dengan regenerasi pengurus ke wilayah cabang. Sebab, cabang yang di stigma sebagai pusat perkaderan yang menaungi korkom serta komisariat mestilah menjaga integritasnya, akan tetapi kini cabang disebagian kepala kader di cap dengan pusat perputaran kekuasan politik dan kepentingan sekelompok orang. Alhasil, cabang bukan lagi tempat laboratorium perkaderan, tapi sebagai tempat percaturan pragmatisme politik.
Sudah beberapa kali dari setiap pergantian ketum baru dengan slogan yang menggugah layaknya Menyala abangkuhh dan ketika mereka terpilih hasilnya ngga jauh-jauh juga dari rekam jejak pendahulunya. Tentu kita maklumi mungkin terlalu berat menjadi pengurus di cabang, tapi jika hal itu sudah diketahui, mau tidak mau sebagai sebuah tanggung jawab maka perlunya kesiapan diri yang matang. Oleh karena itu pula, mengapa pengurus cabang seleksinya harus ketat. Tentunya kita tak menginginkan kejadian yang lama terulang kembali yang bisa mematikan jalannya perkaderan.
Bagi kader yang masih amatiran seperti saya sendiri ini atau para kader lainnya masih bertanya-tanya, apa eksistensial dari HMI cabang malang? Jika kita telisik dari komisariat, biasanya teman-teman sering menanyakan begini, di koms ini basisnya apa saja sih? Kajiannya sering apa aja? Ohh iya koms ini dan itu terkenalnya dengan filsafat, NDP, peminat sejarah dll nya. Tapi, jika kita tanyakan hal ini ke Cabang, emangnya Cabang Terkenal dengan apa? Pengkajian NDP Nya? Atau apa?. Membangun Branding suatu organisasi bukanlah kerja sehari layaknya membangun candi.
Adapun Branding wilayah Malang Tekenal Dengan NDP nya, ini hanyalah terkenal dengan kelahiran naskah NDP saja, selebihnya Masih jauh dari apa yang diharapkan. Kita melihat mengapa promosi-promosi LK2 biasanya para peserta melihat terlebih dahulu akreditasi cabang, apakah dari sebuah cabang itu mempunyai nilai plusnya ataukah tidak dan bukan hanya sekedar promosi tempat wisata atau ikon kedaerahan dimana cabang berada saja.
Sekelumit Pertanyaan itu bukan soal teori yang harus dibedah, bukan pula konflik normatif yang dapat dipecahkan dengan berbagai macam argumentasi yang logis. Tapi, hal ini adalah soal kondisi yang harus dipertanggungjawabkan secara perbuatan. Maka sudah sepatutnya wilayah cabang perlu kerja keras dalam membangun branding mereka.
Diwilayah cabang bukan sekedar kita punya power yang seenaknya menginstruksi dinda" polos, Seketika kita berada di cabang seolah-olah menjadi super power terhadap yang dibawah, bisa kita lihat kecendrungan secara fakta, betapa para adek" juniornya di mobilisasi dalam kepentingan" jangka pendek semata. Inilah relasi kuasa, orang-orang yang merasa memiliki ia akan menghegemoni yang lainnya.
Dampak dari permasalahan ini ialah mengakibatkan macetnya perkaderan di HMI, perkaderan di akomodasi menjadi alat-alat kepentingan, dalam fenomena yang ada, kita telah melihat kader" yang berjualan slogan dengan visi dan misi, namun itu hanya aksesoris belaka dan secara lapangan ternyata tidaklah sesuai dengan idealisasi awalnya. Wilayah cabang bukan lagi tempat untuk tumbuhnya ruang-ruang diskusi yang sehat sebagai jalan penjagaan tradisi intelektual, justru yang tumbuh ialah ruang Pembusukan ideologi.
Lantas, bagaimana peran kader dalam membangun branding pada wilayah cabang ini sendiri? Jika dari setiap kita Masih belum bisa menghidupkan tradisi intelektual secara konsisten sebagaimana cak nur melakukan itu, maka bisa saja dipastikan kader" HMI akan mengalami suatu Penyusutan kualitas serta kuantitas kader.
HMI Cabang Malang Layaknya Kehilangan Roadmap Perkaderan. Ngga tau apa yang mau di sasar dalam perkaderan ini, hanya mengalir dan bermain aman. Pelayanan-pelayanan cabang hanya sebatas dengan buka dan tutup acara-acara semata saja. Wilayah cabang sudah mengalami krisis eksistensial, sudah kehilangan independensi, kehilangan poros perkaderan, kehilangan integritas.
Bukannya kita mau memperburuk keadaan saat ini, namun dengan kondisi yang sekarang ini, apakah HMI cabang Malang akan melakukan suatu revolusi, melakukan perbenahan pada rumahnya, apakah ada suatu evolusi yang baik saat ini? Mungkinkah ia akan mengalami suatu progresifitas yang besar? Tentunya hal Inilah yang akan dinanti para banyak kader serta momen yang paling ditunggu-tunggu.....
Shadaqaulahuladzhim
Bihaqqi Muhammad saw.
Malang, 16/9/24
Komentar
Posting Komentar