Filsafat Perempuan #1
Refleksi singkat Filsafat Perempuan
Oleh: Ali rumi
Berbicara mengenai perempuan memang persolan yang menarik untuk dibahas, dari kahdijah, aisyah, Fatimah, malala dan R.a Kartini dan masih banyak kaum aktivis perempuan lainnya. Begitu rumitnya perjalanan perempuan yang menghadapi tekanan-tekanan realitas dan sistem yang mencekam dan menggilas sehingga perempuan mengalami masa-masa kecemasan sehingga sampai menuju masa kebebasan.
Banyak problem yang menyelimuti kebebasan perempuan, sehingga perempuan kesulitan untuk mendapatkan hak kesamaan dalam ranah publik, pemimpin dan sebagainya, sederhananya setara dengan laki-laki, kalau laki-laki bisa kenapa perempuan tidak. sebagaimana 4 pilar yang ada diperempuan.
1. Perempuan sebagai putri
2. Perempuan sebagai istri
3. Perempuan sebagai ibu
4. Perempuan sebagian publik figur
Jika kita kaitkan bahwa filsafat perempuan adalah sebagai kerangka basis transformasi sosial,dari segi epistemologi, Ontologi dan aksiologi.
Dalam epistemologi filsafat, perempuan juga dewasa dalam hal membangun kerangka" berpikir yang epistemik. Sedangkan Ontologi filsafat, perempuan memiliki posisi ataupun status sosial yang meliputi reproduksi bahkan produksi ataupun 4 pilar perempuan itu tersebut. Dan terakhir pada bagian aksiologi filsafat, perempuan memiliki nilai spiritualitas yang mampu mengubah kesadaran masyarakat (peran sosial) sebagai basis transformasi sosial pada tatanan masyarakat.
Meskipun banyak faktor yang menghambat, seperti ekonomi, pendidikan, politik, budaya dan pekerjaan, perempuan mampu menyelesaikan masalah itu tersebut dengan karekteristik jiwanya, yaitu perbuatan (praktis).
Dalam perbuatan, perempuan selalu tangkas menghadapi masalah yang dihadapinya(karakteristik kekuatan jiwa perempuan) beda sama laki-laki, yaitu selalu menyusun strategi (teoritis) dalam menghadapi masalah.
Seyogiyanya gerakan perempuan (Woman Movement) ada beberapa ciri dasar yaitu: Pertama, MENYADARI bahwa dengan adanya rasa sadar kita bisa mengetahui sesungguhnya gerakan perempuan itu perlu dipelajari. Kedua, MENCARITAHU dengan itu kita tidak hanya sebatas tahu saja tetapi mencari tahu apa itu gerakan perempuan, perkembangan dan sejarahnya. Setelah keduanya itu dipelajari maka yang terakhir adalah MELAKUKAN GERAKAN.
Objektifikasi gerakan ini tertuju pada penentangan yang dibuat oleh orang-orang yang berkuasa dalam hal ini bisa jadi sistem patriarki yang mendominasi secara frontal. Sehingga ruang gerakan perempuan semakin menonjol, menyebar luas diberbagai negara, dan melahirkan banyak aliran-aliran gerakan perempuan.
Oleh: Ali rumi

Perbincangan mengenai filsafat perempuan tentu sandarannya adalah mengenai perempuan, karena perempuan pada dasarnya adalah Manusia, manusia adalah objek pembahasan filsafat(Antropologi). Tentu ada corak ataupun ciri khas tertentu jika filsafat membahas mengenai tentang sesuatu. Semisalkan, membahas perempuan sebagai objek pembahasan filsafat, munculah perntanyaan, bagaimana sih filsafat memandang ataupun membedah perempuan sebagai pisau analisis. Menurut hemat saya, filsafat mengkaji tentang perempuan, tentu tidak terlepas dari ruang lingkup filsafat, dimana setiap objek kajian akan memiliki ruang-ruang pertemuan filsafat.
Berbicara mengenai perempuan memang persolan yang menarik untuk dibahas, dari kahdijah, aisyah, Fatimah, malala dan R.a Kartini dan masih banyak kaum aktivis perempuan lainnya. Begitu rumitnya perjalanan perempuan yang menghadapi tekanan-tekanan realitas dan sistem yang mencekam dan menggilas sehingga perempuan mengalami masa-masa kecemasan sehingga sampai menuju masa kebebasan.
Banyak problem yang menyelimuti kebebasan perempuan, sehingga perempuan kesulitan untuk mendapatkan hak kesamaan dalam ranah publik, pemimpin dan sebagainya, sederhananya setara dengan laki-laki, kalau laki-laki bisa kenapa perempuan tidak. sebagaimana 4 pilar yang ada diperempuan.
1. Perempuan sebagai putri
2. Perempuan sebagai istri
3. Perempuan sebagai ibu
4. Perempuan sebagian publik figur
Jika kita kaitkan bahwa filsafat perempuan adalah sebagai kerangka basis transformasi sosial,dari segi epistemologi, Ontologi dan aksiologi.
Dalam epistemologi filsafat, perempuan juga dewasa dalam hal membangun kerangka" berpikir yang epistemik. Sedangkan Ontologi filsafat, perempuan memiliki posisi ataupun status sosial yang meliputi reproduksi bahkan produksi ataupun 4 pilar perempuan itu tersebut. Dan terakhir pada bagian aksiologi filsafat, perempuan memiliki nilai spiritualitas yang mampu mengubah kesadaran masyarakat (peran sosial) sebagai basis transformasi sosial pada tatanan masyarakat.
Meskipun banyak faktor yang menghambat, seperti ekonomi, pendidikan, politik, budaya dan pekerjaan, perempuan mampu menyelesaikan masalah itu tersebut dengan karekteristik jiwanya, yaitu perbuatan (praktis).
Dalam perbuatan, perempuan selalu tangkas menghadapi masalah yang dihadapinya(karakteristik kekuatan jiwa perempuan) beda sama laki-laki, yaitu selalu menyusun strategi (teoritis) dalam menghadapi masalah.
Seyogiyanya gerakan perempuan (Woman Movement) ada beberapa ciri dasar yaitu: Pertama, MENYADARI bahwa dengan adanya rasa sadar kita bisa mengetahui sesungguhnya gerakan perempuan itu perlu dipelajari. Kedua, MENCARITAHU dengan itu kita tidak hanya sebatas tahu saja tetapi mencari tahu apa itu gerakan perempuan, perkembangan dan sejarahnya. Setelah keduanya itu dipelajari maka yang terakhir adalah MELAKUKAN GERAKAN.
Objektifikasi gerakan ini tertuju pada penentangan yang dibuat oleh orang-orang yang berkuasa dalam hal ini bisa jadi sistem patriarki yang mendominasi secara frontal. Sehingga ruang gerakan perempuan semakin menonjol, menyebar luas diberbagai negara, dan melahirkan banyak aliran-aliran gerakan perempuan.
Waullahua'alam bi shawab.....
Shadaqaulahul adzim
Mantap.
BalasHapusDitunggu tulisannya berikutnya
Siap.....
Hapus