Tuhan, Puasa & Kaum Rebahan

Tuhan, Puasa & Kaum Rebahan. 

Penulis: Alirumi 


Bulan Ramadhan merupakan salah satu bulan istimewa bagi umat islam. Di bulan ini, umat islam diwajibkan untuk berpuasa, dan dibulan ini juga pahala dilipat gandakan, contohnya saja sholat, mengaji, bersedekah atau bahkan aktivitas tidur manusia, jika dibulan bulan biasa tidur hanya pelepas penat, di bulan ini tidur mendapatkan privilage dari Tuhan sebagai aktivitas Berpahala, Sehingga tak heran mengapa umat islam berbondong-bondong merayakan bulan ini sebagai bulan yang penuh keberkahan. 

Meminjam Ungkapan hadis : Rajab adalah bulannya Allah, Sya'ban adalah bulanku (Muhammad saw) dan ramadhan ialah bulan Umatku. 

Setelah melewati beberapa bulan sebelum memasuki bulan suci ramadhan ini, kita terlebih dahulu ditempa dengan bulan sebelumnya seperti rajab dan sya'ban. Yahh menimal kita dilatih puasa dibulan tersebut. Pelatihan atau puasa puasa sunnah yang kita lakukan guna mempersiapkan diri untuk menyambut puasa sebulan penuh di bulan ramadhan ini. Jika di bulan sebelumnya kita lebih banyak berbuat yang kurang produktif, dengan alasan setan masih banyak berkeliaran dan menganggu umat manusia. maka dibulan ramadhan ini kita di anjurkan untuk lebih produktif kembali. Sebab, dibulan ini perbuatan kita akan dilipatgandakan. Disisi lain, katanya setan-setan dibelenggu. Maka tidak ada alasan lagi kita mengatakan tidak kuat puasa atau alasan pelarian lainnya. Adapun jika kita tak kuat menahan untuk berpuasa, sedangkan setan juga sudah dibelenggu, jangan-jangan setan yang belum di belenggu adalah diri kita sendiri. 

Bulan Ramadhan Tuhan telah memberikan solusi bagi umatnya, yang ngga kuat puasa seperti menahan haus dan lapar, jalan alternatifnya bisa rebahan atau tidur. Alhasil dibulan ini kaum rebahan sedikit terlihat bernilai di hadapan Tuhan, ia bagaikan membercard Pahala. Rebahan di bulan ramadhan mendapatkan privilage dari Tuhan, ia termasuk dalam hitungan ibadah, bahkan iblis pun takut membangunkan kaum rebahan di bulan ramadhan ini. Tentunya, Rebahan dibulan ini bukan sekadar hanya rebahan di bulan yang lainnya. Rebahan di bulan ramadhan memiliki syarat tertentu, semislkan salah satunya ialah pada kondisi diri kita menahan haus dan lapar, rebahan ialah jalur privilage dari Tuhan untuk umatnya menahan akan hal itu. Namun, bukan juga dengan dalih rebahan kita meninggalkan ibadah lainnya, dan memilih tidur sepuasnya. 

Bahkan dalam salah satu kisah nabi saw mengapa iblis takut dengan kaum rebahan (orang yang tidur).dalam kisahnya, iblis tidak pernah takut menganggu orang yang sholat, tapi ia takut menganggu orang-orang yang lagi rebahan alias tidur.  Karena, menganggu orang yang sholat itu lebih mudah ketimbang orang yang lagi rebahan (orang tidur yang berilmu), jika dibangunkan dari tidurnya ia bisa saja mengerjakan sholat dan membenarkan ibadah lainnya. 

Tidur memang merupakan aktivitas hewani, di kondisi ini kita sebagai manusia dan hewan ialah sama. Oleh karena itu, mengapa Tuhan memberikan keistimewaan di bulan ramadhan ini, supaya aktivitas hewan kita lebih memasuki pada dimensi insani-ilahi. Bisa kita bayangkan jika tak ada pembedanya diri kita diantara bulan bulan yang telah dilalui, tidak ada ukuran pada tindakan kita pada setiap bulan yang kita lewati. Maka, bisa jadi dalam 12 bulan yang kita lewati merupakan aktivitas hewan semata. Sebab, diri kita tak memiliki kesadaran Transenden karena sibuk bekerja kesana kemari. 

Di bulan ramadhan ini, Allah swt menyerukan kita lebih banyak beribadah setelah 11 bulan kita bekerja dan 1 bulan ini ialah bulan khususnya kita menyuplai pahala sebesar besarnya.  Oleh karena itu, mengapa sampai aktivitas tidur pun dalam bulan puasa ini dihitung berpahala. Rebahan alias tidur merupakan aktivitas hewan yang kurang produktif, tapi disisi Tuhan, tidur dibulan ramadhan ialah bernilai dari pada bulan biasanya. 

Tulisan ini bukan menyuruh orang-orang untuk tidur, bukan pula menyuruh orang bermalas malasan dengan rebahan. Kita memerlukan istirahat setelah capeknya bekerja, bukan sebelum capek tapi udah istirahat dahulu. Kata bang Rhoma irama, berletih letih dahulu baru senang kemudian. Menjalani ibadah tentu banyak godaannya, mendapatkan pahala perlu effort, bukan hanya tidur seharian. 

Sebagaimana dalam perjalanan guru tong sam cong dan anak murid nya menuju kebarat mencari kitab suci, berbagai setan dan godaan yang mereka temui, semakin sulit perjalanan, semakin kuat pula godaan dan setannya. Begitupun dengan diri kita, ibadah yang kita lakukan tak mungkin berjalan dengan mulus begitu saja, semakin berat ibadah yang ingin kita lakukan, maka semakin berat penghalang kita. kehidupan ini memerlukan peran antagonis sebagaimana Tuhan dan setan, orang baik dan jahat. Kalau tidak ada peran begini, tidak ada dialektika kehidupan begini, mungkin kehidupan serasa hambar, capek letihnya kita tiada artinya lagi, sosok yang dikatakan pahlawan telah nirmakna, karena tidak ada kisah perlawanan nya yang bisa kita nikmati lagi. Alhasil semua kisah kehidupan ini serasa membosankan, karena kaku nan monoton. 

sabda Rasulullah SAW, “Jika seandainya tidak ada setan yang berkeliling di hati manusia, niscaya manusia akan bisa melihat alam malakut” (H.R. Abu Hurairah). 

Kehidupan kita penuh dengan dialektikanya, ali syariati mengatakan, direalitas kehidupan umat manusia pertarungan habil dan qabil terus terjadi. Maka peran kehidupan kita ialah memerangi para antagonisme ini. Jika dibulan puasa tidur alias rebahan dapat bernilai pahala, apabila tidurnya yang tidak mengurangi pahala dalam puasa. Tidur seharian dan tidak ada aktivitas lain yang dilakukan saat dibulan puasa ialah peran antagonis rebahan. Kita dibius dengan kenyamanan padahal itu ialah jebakan, Karena kita dibikin kurang produktif. 

Tidur dibulan puasa bagaikan pisau bermata dua, Tidur ialah hal yang baik kita bisa melawan lapar dan haus, serta godaan lainya,  namun kelebihan dalam tidur juga tak baik. Kelebihah dalam tidur seperti halnya orang-orang mediocare alias yang tidak berbuat apa apa. Slogannya ialah, kalau orang lain ada kenapa harus saya. Kebanyakan orang akan lebih menghargai perjuangan seseorang yang menjalani puasa dengan dibarengi kerja keras dari pagi hingga sore hari, dibanding puasa seseorang yang tidur atau rebahan seharian dan bahkan baru bangun 15 menit sebelum azan maghrib. Ehem", baru dia bilang puasa ngga terasa lapar dan hausnya, padahal ia menghabisinya dengan tidur sepanjang hari. 

Jadi, stop teman-teman tipu tipu setan, bahwa dengan dalih saya ketiduran sehingga ibadah lainnya terlewatkan, biasanya pake nama allah lagi, ya allah saya ketiduran. Memang tidak ada salahnya tidur di bulan Ramadhan. Apalagi bila itu diniati demi menghindarkan scrolling cewek sexy,  stalking mantan yang makin hari makin terlihat menawan, maka diperbolehkan untuk tidur akan menjadi sangat baik. Namun perlu saya terangkan kembali, dialektika kehidupan akan terus berjalan, apa yang kita sebut perang melawan setan/antagonis. Kita cuman sayang saja hari hari ramadhan di mana semua amal ibadah akan dilipat gandakan pahalanya lewat begitu saja, sementara kita sibuk ‘mengejar yang lainnya? Saya hanya ingin mengingatkan bahwa, peran antagonis/setan akan melakukan segalanya demi membuat diri kita melupakan ibadah. Eitsss Mungkin juga bantal dan kasur yang empuk itu ialah setan yang sedang menggoda dirimu untuk REBAHAN. 


Shadaqaullahul Adzhim. 

Bihaqqi Muhammad Saww. 

Malang, 20/3/25 



 













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proyek Perkaderan #2

Proyek Perkaderan #11

Proyek perkaderan #8