Persekongkolan Ustadz, Presiden & Valentine.

Persekongkolan Ustadz, Presiden & Valentine

(Kisah Asmara & Kasih Politik)

Sebuah Cerpen

Penulis : Alirumi

Cerita ini dibuka dengan sebuah syair oleh Asmara.

Sepenggal Syair ditulis Asmara:

Persekongkolan presiden dan valentine

Sudah terlihat jelas kasih,
pada waktu dan momen yang penting begini, kita dihadapkan dengan 1 lagi pristiwa yang mencuri waktu panjang kita tuk bersama.

ternyata, menjelang di hari valentine kasih sayang ini, presiden dan segenap komplotannya sudah berencana, lagi-lagi mereka ingin berusaha menganggu hubungan kita dengan adanya pilihan-pilihan capres yang merumitkan. Ada apa? Apakah Kita pembangkang? Ah, sudahlah...Mungkin saja mereka tak senang membiarkan kita bahagia.....

Sepulang dari kampusnya, Asmara gadis berusia 21 Tahun itu rebahan dikamar tidurnya sambil mendengar kan kompilasi puisi Pak sapardi, disisi itu ia merenungkan makna dari bait demi bait atas lantunan suara dari puisi tersebut. Selagi asyik rebahan dan  mendengarkan puisi itu, tiba-tiba teriakan dari bilik dapur menggumam, Asmaraaaa,,,,,, pekik ibunya sambil mengulek-ulek sambal dengan mata memerah karena luapan bawang yang mengenainya.

Iya ibu, jawab asmara dari dalam kamarnya, kemudian ia keluar sambil membawa selembaran kertas ditangan nya, (mungkin itu ialah catatan renungan asmara). Dan kemudian ibu nya bertanya, kamu kalau ngga ada pekerjaan, mari bantu ibu masak-masak buat makan malam kita. Sejenak merenung dan bimbang, bait-bait puisi yang begitu indah di dalam kamar atau asmara harus masak bersama ibunya. Melihat kebingungan di wajah asmara, ibunya langsung menjawab, yaudah kalau ngga mau masak bersama ibu. Kamu ngga boleh makan malam ya, jawab ibu sambil tersenyum tipis kepada Asmara. Mendengarkan hal itu, karena bait-bait puisi tidak bikin kenyang, asmara menjawab iya dan  lebih memilih masak demi mengganjal perut yang kosong.

Terjadinya masak-masak didapur diantara asmara dan ibunya. Asmarapun menyeletuk membicarakan bahwa apakah ayah dan ibu nanti memilih siapa untuk presiden Indonesia 2024 ini. Ibu pun menjawab pertanyaan asmara tersebut dengan nada yang lembut, kalau ayahmu mungkin Pilih pasangan Amin (anis muhaimin) ayahmu kan orang intelek nak, mungkin saja ia lebih cocok ke anis daripada ke yang lain. Kalau ibu gimana? Tanya Asmara. Kalau ibumu ini tentu pilih ayahmu, kan cuman dia yang ada di hati ibu. Candaan dari ibunya membuat asmara ketawa sambil mengungkapkan kalimat, OH IYA YA, AYAH KAN SUDAH PRESIDEN DI RUANG KECIL RUMAH KITA INI. Muncul lagi dibenak asmara, tapi bu Aku takut mau pilih presiden yang mana, karena bagi Asmara sendiri, Presiden satu sama lainnya latar belakangannya aku kurang srekk aja. 

Semisalkan paslon 01 anis dan gus imin, aku sih dukung anis tapi wakilnya ini cak imin, menurut info yang beredar, partai yang dipimpinnya saat ini ialah hasil curian dari partainya gus dur. Adapun paslon 02 prabowo gibran, latar belakangnya orba serta penculikan aktivis dan wakilnya belum pantas secara  usia sebagai syarat terpenuhi menjadi wakil presiden dan ia dibantu oleh pamannya sebagai MK di negara ini, apalagi ia kan anak presiden bu. Begitupun dengan Ganjar mahfud, aku udah enekk aja dengan PDIP. Bagi kita anak-anak muda ini bu,  siapapun presiden nya kita setuju aja, asalkan jangan dari PDIP saja. Di pilpres tahun ini kita yang anak muda cuman ingin lihat PDIP kalah saja bu. Tapi juga bu, siapapun presidennya pastilah para pemodal yang akan menang dibelakang nya. Karenakan dana kampanye untuk menjadikan presiden ngga main-main bu....

Mendengarkan hal itu, ibu asmara ketawa dan berucap, Asmara, kamu itu kalau ibu lihat-lihat udah cantik pinter lagi. Tapi ya nak, ibu sangat senang kamu bisa berpikir kritis tentang apapun, namun yang lebih penting kamu selesaikan cepat kuliahmu ya, jangan lama-lama di kampus, ibu dan ayah tidak ingin kamu menjadi donatur tetap atau mahasiswi veteran dikampus, udah kayak prajurit perang dunia aja. Iya ibu jawab Asmara dengan muka yang sedikit cemberut.

Pukul 19.00 Setiba makan malam mau berlangsung, dan ayah asmara juga sudah pulang bekerja. Asmara duduk bersama Ayah dan ibu serta Adiknya. Ditengah makan malam tersebut,  ibu nya melontarkan Pembicaraan sore tersebut di meja makan. Dan Ayahnya asmara menjawab, ternyata putri ayah satu satunya ini juga mengikuti persoalan politik juga ya. Bukannya kamu sering baca novel dan karya sastra lainnya. Sejak kapan kamu baca buku-buku politik, Nak?, Tanya ayah kepada asmara. Aku sih diam-diam aja Yah, udah lama aku baca buku-buku politik, filsafat dll. Cuman ya aku orangnya malas berdebat aja, apalagi debat sama orang yang malas baca buku. Jadi mending aku baca novel atau sastra saja buat Pembicaraan ke teman-teman nya aku. Oh,,, jadi begitu, jawab sang ayah.

Ditimpali lagi pertanyaan dari ayahnya, kamu emangnya mau pilih siapa di laga pilpres ini? Hmmm, sambil menghela nafas, Asmara menjawab, Aku sih Pilih golput aja Yah. Soalnya ngga ada yang cocok di Kriteria aku presiden nya. Mendengar jawaban putrinya, ayahnya menjawab, yaudah.... kamu jadi presiden nya aja ya kalau begitu...Loh-loh-loh jawab sang anak, apaan sin yah. Kan aku ngga memilih, itukan juga pilihan. Asmara sih pilihannya adalah dengan tidak memilih Yah.....

Its oke kata ayahnya, jawaban dari anaknya membuat ayahnya memberikan cara pandang yang lain, kamu itu Asmara seorang pembaca buku berada dikalangan akademisi, sebagai tanggung jawab seorang yang berpengetahuan apalagi kamu inikan seorang mahasiswi, generasi muda, tentunya kamu termasuk kalangan orang-orang yang dianggap mapan pengetahuannya. Apalagi dengan adanya pemilu serta pilpres ini memang bukan secara keseluruhan akan menyelesaikan persoalan yang ada, tapi minimal kita memilih atau mengurangi setannya pada paslon itu lebih kecil. Minimal tidak memperparah keaadan. Kalau menunggu pemimpin yang layak, mungkin ayah berharap itu ada pada dirimu dan generasi yang lainnya. Begitulah pungkas sang ayah sambil menikmati makan malam bersama keluarga kecil nya.

Mendapatkan sedikit ceramah dari ayahnya, ibu Asmara pun nyeletuk, denger tuh ayahmu Nak, intelek kan, apa ibu bilang, ayahmu masih tetap presiden di hati ibu. Ternyata celetukan ibu membuat suasana makan dengan balutan obrolan sederhana menjadi cair. Kemudian asmara pun mulai mengerti dengan maksud sang ayah. Bahwa Tujuan Pemilu bukan memilih yang sempurna, tapi bagaimana mengurangi Yang jahat berkuasa. Dan Seketika makan malampun mau selesai, ibu dan asmara serta adiknya bergegas ngerapiin sisa-sisa makanan yang ada. Kemudian ayahnya berkata lagi, oh iya Asmara, gimana kuliah mu nak? Alhamdulillah sedikit lagi selesai Yah, jawab sang anak kepada ayahnya. Mendengar hal itu, ayahnya menimpali, segera di selesaikan ya, jangan lama-lama di kampus, begitulah penutup pertanyaan sang ayah yang senada dengan Ibunya. Dan Makan malampun selesai dengan kehangatan keluarga.

Selesai beres-beres didapur bersama ibunya, Asmara pun pamit izin ke kamar untuk melanjutkan belajar sambil menghayati puisi-puisi pak sapardi. Namun belum lama menikmati puisi, Di atas mejanya berdering notif pesan yang masuk di handphonenya. Pesan itu berisikan :

Mundur wirr!!!

Antara Valentine, Pilpres atau Ayang?

14 Februari nanti aku masih khawatir mau pilih siapa. Persoalannya sama-sama berat yaitu tentang nasib negara dan nasib diri sendiri, apakah aku harus ke TPS memilih Presiden, atau ke KUA bersama kamu....

Inginnya Diriku...

Memilih 01, Tapi dikatain hanya modal retorika dan tidak terampil bekerja.

Mau pilih 02 di curigain pro rezim penculikan Aktivis lahir dari orde baru dan anak haram konstitusi, tapi dapat makan siang gratis.๐Ÿ˜‚

Apalagi 03, aku takut dituduh underbow banteng merah Dan pengurus partai.

Hmm, Persoalan yang lumayan membingungkan nan menggelisahkan. Ada apa Pak presiden menetapkan 14 Februari sebagai libur nasional pemilu, namun tgl 14 ini pula hari kasi sayang juga terjadi (valentine).

Biar tak dicurigai yang bukan-bukan...Yahh, tentunya, aku pilih kamu aja...

#Politik,Pesta & Cinta


Dengan hastag yang sedikit mengairahkan, Asmara pun membalas chat tersebut dengan tulisan yang sedikit Jutek. Emang kamu udah punya Pilihan dan Ayang? Skripsi aja belum selesai. Jawaban menohok ini dikirimkan ke temanya yang bernama Otik, si otik (panggilan akrabnya) pun tak terima dengan jawaban tersebut, ia membalasnya dengan, Lah kamu juga skripsi kan blom, ngga punya pilihan, apalagi ayang, ngga jelas kamu ini asmara.

Melihat respon si otik begitu, Asmara sambil mengejeknya dengan pesan berisikan, daripada kamu tukang kata-kata, udah kayak anis tau. Si otik pun menjawab, lah emang aku pilih anis kok, emangnya kenapa? Tanya si otik. Lanjut si otik menimpali chat nya, aku udah ada pilihan, kamu belum, aku cuman kurang satu aja, blum punya ayang. Hehehe.....

Melihat isi pesan tersebut, Asmara membalas, yaudah kamu cari ayang ke TPS Nanti, siapa tau ada ayangmu dan ketemu disitu. Siapa tau juga pilihanmu memfasilitasi jodoh juga. Melihat chat itu, si otik membalasnya dengan, Iya semoga saja ayangku ada, kan aku pergi Ke TPS sama kamu. Lanjut si otik memberikan chat dengan PDnya, Eh Asmara, kamu kan belom punya pilihan, gimana kalau kamu pilih aku aja. Asmara pun membalas, Masih ku renungkan untuk pilihan ini.

Si otik melihat chat tersebut langsung mengambil topik Pembicaraan lainnya, gimana menurutmu 14 Februari ini, antara Valentine dan pilpres. Bagi Asmara, 14 februari nanti, memang kita dihadapkan dengan 2 momentum berbeda, yaitu antara pilpres dan Valentine. Masyarakat bebas mau pilih yang mana, ke TPS dulu setelah itu merayakan valentine, atau Meninggal pilpres dan lebih memilih merayakan valentine saja.  Jawaban ini membuat otik memaparkan penjelasannya, kata ULAMA tidak memilih di pilpres itu HARAM. Apalagi umat islam merayakan Valentine, Juga HARAM Hukumnya. Mendengar Chat HARAM HARAM begini, Asmara pun Menyuruh Si otik Bertanya ke Pak Hasan saja, selaku ustadz Masjid Dekat mereka Tinggal. Karena bukan Tupoksi Asmara buat menjawab Dalil begini, akhirnya mereka menyepakati untuk bertemu pak Ustadz hasan.

Keesokan harinya mereka berdua pergi menuju masjid yang telah di ucapkan asmara. selepas sholat zuhur, pak Ustadz pun sedang duduk sambil memegang tasbihnya.

Otik : Assalamualaikum pak ustadz....

Pak ustadz : Waalaikumsalam wr.wb. gimana mas otik? Ada perlu apa? Kok berbarengan dengan mbak Asmara, ada apa ya?

Otik: begini pak ustadz, mohon maaf menganggu waktunya ini pak ustadz, kita ini lagi bingung terkait hukum pilihan pilpres dan Valentine, kebetulankan 14 februari ini ada 2 momen penting ini pak ustadz, yaitu momen nasib negara dan nasib sendiri.

Pak ustadz: nasib sendiri itu maksudnya apa mas otik?

Otik : Valentine itu lo pak ustadz, kan Valentine itu hari kasih sayang bersama. Saya menduga negara ini lagi Mensabotase hari valentine dengan hari pemilu pilpres, presiden meliburkan tgl 14 ini buat semua orang bisa memilih di laga pilpres dan melupakan laga valentine kan? Mereka sibuk mengiklankan paslon supaya kita" ini fokus ke pilpres. Disini ada persekongkolan presiden ini pak ustadz terhadap Valentine.

Pak ustadz : loh-loh-loh,,,, ngga bisa bicara sembarang begitu mas otik. Inikan sudah takdirnya terjadi begini. Toh mau di apakan lagi.

Asmara : iya ini si otik pak ustadz, dia masih ngotot mau valentine saja dari pada pilpres, katanya di pilpres orang akan bersitegang, sedangkan di valentine penuh dengan kehangatan.

Otik : lahhh, apaan sih kamu asmara, jadi begini pak ustadz, sebenarnya ngga bisa begini dong pak ustadz. Lantas, bagaimana  hukumnya ini pak ustadz? Kalau semisalkan saya bersama asmara tidak memilih presiden dan lebih memilih merayakan valentine saja, betul ngga asmara, (si otik sambil memainkan mata ke asmara). Nah itu bagaimana hukumnya pak ustadz?

Pak ustadz : yah kita ini kan negara pancasila mas, indonesia ini mayoritasnya muslim, jadi kalau ada ulama yang ngeluarin fatwanya atau ijtihadnya. Jika ulama memutuskan Haram merayakan Valentine ataupun tidak memilih di pilpres juga haram. kalau saya sih ikut ulama yang ada saja mas otik dan mbak asmara. Jika ijtihadnya hasilnya begitu, mau diapakan juga. Kira-kira begitu jawaban yang bisa saya berikan.

Otik : oke deh, pak ustadz, Trimakasih penjelasan nya....

Pak ustadz : iya, sama-sama mas otik.....

Selepas menemui pak ustadz hasan tersebut, otik dan Asmara belum menemukan jawaban yang puas untuk mereka, terutama pada otik yang  masih menduga-duga bahwa presdien, ulama bersekongkol untuk melenyapkan Valentine. Kemudian, si otik pun dengan wajah yang masih belum puas dengan hasil pak ustadz tadi, ia mengabari ke asmara, bahwa ia nanti malam mau diskusi saja dengan teman-teman yang lainnya tentang hal ini, mungkin ada temuan jawaban yang lebih masuk akal.....

Mendengarkan hal itu, Asmara mengabarinya, kalau udah ada jawaban, jangan lupa kasi kabar ke aku ya. Oke kata si otik. Dan mereka berduapun menuju pulang kerumah masing-masing.

Sesampai dirumah, Asmara bergegas menuju ke kamarnya dan menata buku-buku nya yang berserakan di meja. Tak lama kemudian ayah asmara datang, dan hal ini membuat Asmara penasaran juga ingin menanyakan ke ayahnya, kira-kira apa jawaban dari ayahnya mengenai persoalan presiden dan valentine.  Melihat ayahnya sedang duduk di ruang Tamu, Asmara menghampiri nya.

Asmara : ayah, aku mau tanya sesuatu, boleh ngga?

Ayah : boleh, mau tanya apa Putriku?

Asmara : apa iya, merayakan valentine itu Haram? Dan apa iya juga, jika kita Tidak memilih di Pilpres ini, Haram? Sebagaimana informasi yang beredar saat ini begitu Ayah, yang saya dapatkan.

Ayah : Valentine itu Dikatakan Haram, pastilah kecendrungan kita mengambil di alquran dimana ayat menjelaskan bahwa siapa yang mengikuti suatu kaum maka ia kafir. Nah, semisalkan jika valentine ini bukan budaya timur asal muasalnya yaitu ia budaya barat, sedangkan budaya barat itu mayoritas ateis, tidak percaya agama, bahkan Tuhan. artinya, ketika kita  mengikuti budaya yang bukan ukurannya dari islam sehingga dikatakanlah dengan haram melakukan nya, tidak boleh. Tapi jika kita lihat valentine dalam makna sebagai suatu bentuk hari kasih sayang. Dimana maknanya kita menyangi orang lain, jangan menyakiti yang lain, tentu hal inikan baik-baik saja. Toh kasih sayangkan memang ajaran yang di anjurkan oleh agama. Kita ini harus kasih sayang ke pada sesama makhluk Tuhan. Dan seharunya pula, ditengah tegangnya pilpres begini, kita perlu suasana Valentine (kasih sayang) yang menghangatkan.

Asmara: Oh jadi begitu, Lantas gimana kalau Tidak memilih presiden, Yah? Apakah Juga Haram?

Ayah : Tentu Tidak juga, sejak kapan presiden dijadikan sebuah Hukum Halal, haram? Yang haram itu, apmlop gelap demi memuluskan kekuasaan.  Cuman sebagian ulama hanya melihat mudaratnya saja. Sebagaimana ayah bilang waktu kita makan malam kemarin. Pemilihan itu bertujuan, untuk mengurangi yang banyak setannya berkuasa. Nah, kalau kita tidak memilih, sedangkan ada tanggung jawab seorang berpengetahuan secara sadar tentang pilihan terbaiknya, maka semisalkan apabila yang terpilih ialah orang-orang jahat, justru yang tidak memilih terkena pula dampaknya dari terpilihnya orang-orang jahat berkuasa. Lebih baik kan memilih, tapi yang setan dalam dirinya lebih sedikit.๐Ÿ˜

Asmara : sambil tersenyum, iya ayah. Insyallah asmara renungkan dulu pilihan nya.

Ayah : paslon 01 ya. Hehehe

Asmara : ihhh ayah ini, Buzzer nya anies ya?

Ayah : ngga,, ayah cuman beri informasi saja, apa salahnya๐Ÿ˜‚

Dari hasil diskusi bersama ayahnya, Asmara pun mendapatkan gambaran yang sedikit masuk akal juga. Kemudian ia bergegas menuju kamarnya. Dan mencatat hasil diskusi bersama ayahnya tadi. Renungan-renungan yang menggelitik ia dapatkan dari hasil diskusi tersebut membuat Asmara ketawa-ketawa sendiri melihat apa yang ia tulis dan fenomena menjelang pilpres tersebut. Dan berikut hasil" dari renungan Asmara serta ia buat status Di beranda sosmednya :

"Di tgl 14 ini, Kita tak perlu bertengkar hanya sekedar perbedaan pilihan capres cawapres. Toh lagipula masih ada momen selain pilpres yang tak kalah penting dari bilik" TPS, yaitu momen Valentine/kasih sayang, yang seharusnya sudah bisa menghangatkan perterngkaran ini kasih. Mau aku kirim silverqueen, bunga, atau kita ke tempat-tempat wisata?"

"Mungkin aku sekedar mengingatkan mu, bahwa Di hari kasih sayang ini, aku tidak ingin kau mengingat-ingat mas Anis, prabowo apalagi Ganjar, lupakan itu semua, kita abadikan hari bahagia ini dengan merayakannya tanpa orang lain yang masih menyelinap, apalagi bisik-bisik mengajak kembali berkoalisi di pristiwa ini"

"Aku ingin pilpres ini cepat selesai, dan biarkan waktu kita berdua saja yang lebih lama. Pilpres mungkin 5 tahun, tapi kasing sayang bukan sekedar 5 tahun, kasih....

"Mungkin apa yang kau anggap benar tentang pilihan pilpres mu, justru belum tentu di benarkan oleh pendukung lainnya. Elit Parpol sedang tidak bermain dadu, kasih....

"Ketika ku menyelinap di bilik" TPS aku membuka selebaran kertas yang berisikan wajah orang-orang yang berpasangan, kurenungi diri di tempat itu, dan masih ku buka pada halaman yang lain, barangkali ada, namun nyatanya masih tak kutemukan wajahmu pada lembaran kertas" itu kasih.

Akhirnya,,
Ku putuskan untuk pulang, dan mencari dirimu ditempat yang lain."

"Aku tak terlalu besar berharap dengan apa yang menjadi pilihan capres ku dan dirimu itu bisa menang, nyatanya, antara pengurus parpol dan Tuhan ia sama-sama tidak sedang bermain dadu"

"Belum kupastikan entah berapa kali Putaran Pilpres ini, para pengamat telah melihatnya satu kali putaran bahkan 2 kali putaran. Aku bukan pengamat politik yang handal, apalagi tuk memutuskan berapa kali pastinya putaran itu. Namun pastinya diriku hanya mampu mengamati setiap gerak gerikmu, senyummu, perbuatan mu. Itupun aku paksakan tuk memahaminya. Demi koalisi, Antara kamu dan pilpres itu sama aja, arahnya susah ketebak dan hasilnya malah tak disangka"


Selepas asmara menemukan jawabannya, akhirnya ia dapat tidur dengan nyenyak, sedangkan Otik dan Pak ustadz Hasan masih kebingungan, si otik yang kemarin berusaha menggugat otoritas keimanan pak ustadz, akhirnya pak ustadz pun selepas mendengar serangan-serangan pertanyaan itu ia mulai merenungi. Sehingga terjadilah perkumpulan perolehan suara Tuhan. Perkumpulan itu dilakukan diruang kecil, dimana pak ustadz dkk membicarakan Pilpres dan Valentine sebagai disukursus penting.

Demi Suara jangan sampai pecah ke mana-mana dan harus satu, dan juga untuk keselamatan bangsa ini, pak ustadz dkk beserta keluarga mulai merembuk kecil-kecilan,  rapat ini dipimpin oleh Anggota Legislatif yaitu Para Ulama dan segenap dewan Perwakilan.

Sebab yang mencalonkan diri juga banyak. Para ulama memberi saran agar pilih yang dekat dengan Tuhan, sedangkan Dewan Perwakilan memberi saran dengan tontonan pencitraan mereka. Sampai di titik poin pembahasan.

Akhirnya, pak ustadz dkk sekeluarga memutuskan golput (golongan Putih) dan memilih pergi liburan ke tempat-tempat wisata. Kecuali hewan peliharaan mereka, hewan hewan itu melihat dan kebingungan, mengapa tuan rumahnya tidak kelihatan, dibalik ramainya orang-orang berkopiah, berjubah, dll mondar mandir ke TPS.

Melihat Pak ustadz dkk nya Golput, Si otik pun Memasuki Ruang-ruang TPS sambil Tersenyum Tipis, ternyata Anggota (DPR) legislatif Tidak hanya diduniawi ini saja, ternyata jalur ke langit pun juga ada.
Dalam hati, si otik berkata :

Seumpama Jika Legislatif ialah DPR
Dan semestinya pula ULAMA juga DPR
Cuman Yang membedakanya ialah,
yang satu jalannya ke Tuhan dan
Yang lainnya ke Pemerintah.


Dan cerita ini di akhiri dengan si otik yang mukanya gembira, selain ke TPS ia Juga mengantongi beberapa amplop gelap di saku celananya.

Bersambung.......

Begitulah cerita Asmara, Ia berbaur dengan Politik kadang juga komedi,  isu agama, dan kadang pula kasing sayang dikeluarga yang sederhana, ia membuktikan bahwa pilihan paslon bukan akhir dari kehidupan kita, dan bukan pula sebagai satu jalan final penyelesaian problem yang ada. Asmara seorang Gadis pendiam, justru tak memilih diam, ia menuangkan kegelisahan nya melalui bait-bait syair yang menggelitik, sedikit nakal dan nyeleneh dan tentunya hanyalah sebuah pertunjukan komedi ditengah kerontangnya kehangatan. Jangan terlalu serius, namanya juga Asmara...


Malang, 12/2/24

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proyek Perkaderan #2

Proyek Perkaderan #11

Proyek perkaderan #8