Kemuliaan Perempuan Diantara Imajinasi Daya Pikat
Perempuan, kemuliaan & Daya Pikatnya
Penulis :Alirumi
Banyak perhatian kepada perempuan tapi tidak sedikit pula sikap merendahkan perempuan. Perempuan dipandang sebagai makhluk mulia tapi disisi lain, daya pikat yang dimilikinya, menjadikan perempuan justru menjadi makhluk kelas kedua. Tidak jarang kesalahan ditujukan balik padanya karena daya pikat tubuh, dia menjadi korban sekaligus yang bersalah. Lantas bagaimana dengan pelecehan dan penghinaan pada perempuan berhijab?
Jika laki-laki dan perempuan dari jiwa yang satu (minnafsi wahidah) dan berasal dari Nafs Maha Mulia, dan Tuhan memisahkan darinya dalam bentuk yang dinamai “Perempuan”. Sebab Nafs bukanlah diri-Nya, tapi ia berasal dari-Nya. Maka perempuan dibuat Memikat, sebab Tuhan mencintai yang diciptakan sesuai dengan citra-Nya sendiri, begitulah sekiranya ungkapan Sachiko Murata. Maka memuliakan perempuan adalah kemuliaan atas Tuhan. Sebagaimana ungkapan Rasulullah saw: "Tidak memuliakan perempuan kecuali orang mulia dan tidak menghinakan perempuan kecuali orang hina."
Dimana letak kemuliaan perempuan? Apakah ia mulia hanya karena dimuliakan, apakah kemuliaan itu ada pada dirinya? Jika menunjukan keindahan atau menarik perhatian laki-laki, adalah sifat alamiah perempuan, sebaliknya keaktifan laki-laki dan ketertarikannya terhadap perempuan adalah kecenderungan, sebagaimana kecendrungan Cinta yang di cari oleh laki-laki ada pada perempuan dan cinta yang ada dalam diri perempuan ia sulit kepada siapa yang layak ia berikan cintanya. Laki-laki kehilangan cintanya, dan perempuan sulit memberikan cintanya kepada siapa.
Maka itulah dikatakan laki-laki dan perempuan saling mencari. Plato mengatakan " laki-laki dan perempuan adalah dua insan yang saling mencari untuk mencapai pernikahan dan itulah yang disebut cinta."
Namun persoalan kita bukan kecenderungan dari salah satunya, tapi bagaimana mengatur ruang kecenderungan dan membentuk relasi sosial yang berkesadaran luas demi kepentingan bersama (keseimbangan/sekufu)
Perempuan yang menjaga kemuliaannya adalah yang merdeka atas dirinya dan memahami realitas sosial. Daya Imajinasi menjadi salah satu faktor terjadinya diskriminasi, tapi diskriminasi terhadap perempuan bukan semata-mata dari imajinasi, tentu banyak faktor pendukung lainnya.
Daya pikat perempuan menjadi metafora bahwa terdapat kemuliaan manifestasi yang perlu disingkap, bukan berhenti pada kenikmatan artifisal. Dan dapat kita katakan kemuliaan seseorang dapat dilihat dari bagaimana ia memuliakan perempuan. Kemuliaan perempuan tidak berhenti pada tiap individu tapi juga memiliki kontribusi besar pada perubahan sosial.
Perempuan yang menjaga kemuliaannya adalah yang merdeka atas dirinya dan memahami realitas sosial. Daya Imajinasi menjadi salah satu faktor terjadinya diskriminasi, tapi diskriminasi terhadap perempuan bukan semata-mata dari imajinasi, tentu banyak faktor pendukung lainnya.
Daya pikat perempuan menjadi metafora bahwa terdapat kemuliaan manifestasi yang perlu disingkap, bukan berhenti pada kenikmatan artifisal. Dan dapat kita katakan kemuliaan seseorang dapat dilihat dari bagaimana ia memuliakan perempuan. Kemuliaan perempuan tidak berhenti pada tiap individu tapi juga memiliki kontribusi besar pada perubahan sosial.
Shadaqaulahuladzim...
Bihaqqi Muhammad saw...
(Adaptasi keindahan & keagungan perempuan)
Dikota Malang, 31/7/24
Komentar
Posting Komentar